Kamis, 25 September 2008

Perjalanan Kopi Robusta Halimun











Kopi Robusta dari pegunungan Halimun, di produksi oleh ibu-ibu kelompok perempuan yang di fasilitasi oleh RMI, sebuah lembaga nirlaba yang bergerak di isu kehutanan, pendidikan lingkungan hidup dan adil gender.
Kelompok ibu-ibu ini hanya memproduksi pada hari Jum'at dan Minggu, saat mereka libur melakukan aktifitas di kebun dan sawah.
Inilah proses-proses produksi yang mereka lakukan.

Poster - Poster

Sekilas tentang proses produksi nira aren di petani

Poster gaya hidup yang mengangkat harkat Kopi Misdok di dunia modern

Poster Kopi Misdok sebagai media promo di pameran-pameran yang kami lakukan,

Poster Pohon Aren sebagai media promo di pameran-pameran yang kami lakukan,

Poster-poster ini hasil kerja bareng
Community Empowerment Facilities - Java Learning Center (CEF JAVLEC)
RMI The Indonesian Institute for Forest and Environment
dan Kedai Halimun

Senin, 22 September 2008

Kawasan Ekosistem Halimun

View bukit dan bukit di Kawasan Gunung Halimun
(dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest and Environment)

View bukit di Kawasan Gunung Halimun
(dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest and Environment)


View lembah dan bukit di Kawasan Gunung Halimun
(dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest and Environment)



View pemukiman di lembah dari bukit di Kawasan Gunung Halimun
(dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest and Environment, Bogor)

View Pemukiman dan sawah dari bukit di Kawasan Gunung Halimun
(dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest and Environment, Bogor)

Papan peringatan dari Departemen Kehutanan di Kawasan Gunung Halimun
(dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest and Environment)


Kawasan Ekosistem Halimun adalah kawasan pegunungan yang selalu di selimuti kabut. Masyarakat yang bermukim di dalam dan sekitar Kawasan Ekosistem Halimun pada awalnya lebih mengenal tempat hidup mereka sebagai Kawasan Gunung Sangga Buana atau Tutugan Sangga Buana atau Leuweung Pangauban Sangga Buana yang bermakna gunung penyangga bumi, salah satu gunung tertinggi yang terdapat di dalamnya adalah Gunung Halimun.


Masyarakat Adat Kasepuhan Banten Kidul mempercayai bahwa Gunung Halimun merupakan satu kesatuan urat Gunung Kendeng yang tidak putus dari ujung timur sampai ujung barat dan sebagai penciri dalam pengelolaan wilayah.
Pada sebagian wilayah tersebut dilarang menggarap (membuka hutan) atau menebang pohon. Kegiatan yang di perbolehkan hanya terbatas pada pemanfaatan hasil hutan non kayu berupa rotan, madu, jamur dan tanaman obat. Wilayah ini harus selalu dijaga dari segala hal yang merusak dan menyebabkan munculnya berbagi bencana alam, sesuai dengan kewenangan yang di yakini untuk menjaga kelestarian Gunung Halimun
.
Istilah Kawasan Gunung Halimun muncul dan di ketahui oleh masyarakat setelah sebagian dari kawasan tersebut yang masih terdapat hutan-hutan primer.

Berdasar pengetahuan masyarakat, Kawasan Ekositem Halimun yang merupakan zona inti dan harus dijaga, dibatasi Gunung Botol di sebelah utara, Gunung Tangkuban Parahu/ Gunung Kamurang/ Pagoberan di sebelah Selatan, Gunung Ciawitali di sebelah barat dan Gunung Salimar di sebelah timur.
Di Kawasan ini ada sembilan kelompok utama dari Masyarakat Adat Kasepuhan Banten Kidul yaitu Kasepuhan Citorek, Kasepuhan Ciptagelar, Kasepuhan Sinaresmi, Kasepuhan Cicarub, Kasepuhan Cisungsang, Kasepuhan Urug, Kasepuhan Bayah, Kasepuhan Cisitu dan masyarakat adat Baduy di Kawasan Ekositem Halimun.

(Sumber RMI
The Indonesian Institute for Forest and Environment, Bogor dalam buku Nyoreang Alam Ka Tukang Nyawang Anu Bakal Datang )

Jumat, 19 September 2008

Plastik Ramah Lingkungan

Berpadu mengumpulkan sampah plastik yang mencemari sungai
(Sumber Dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest & Environment)

Aksi SD Bantarjati II dalam acara 'Aksi Bogor'
Membersihkan salah satu anak sungai di Kota Bogor
(Sumber Dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest & Environment)

Plastik merupakan kemasan yang sangat penting bagi industri. Penggunaannya sering menimbulkan masalah lingkungan karena sifatnya yang tak dapat di uraikan oleh alam. Namun, seiring perkembangan IPTEK, kini beberapa jenis plastik sudah dapat di uraikan.
Degradable plastic merupakan hasil perkembangan baru yang cukup penting, yang telah di kembangkan di negara maju dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Namun, hanya sedikit negara yang memiliki teknik tersebut, di antaranya USA dan Italia, yang masing-masing dengan teknik yang berbeda. Kedua negara telah dapat menghasilkan plastik yang secara alamiah dapat terurai sempurna, tapi harganya cukup tinggi, yaitu 10 kali lipat di banding plastik normal. Selain itu, teknik tersebut belum bisa di aplikasikan dalam skala industri.

Complete biodegradable plastics di bedakan dengan degradable plastics dalam kemampuan terurai atau tingkat degradasinya. Degradable plastics hanya memiliki tingkat degradasi 10-40%, sedangkan complete biodegradable plastics bisa mencapai tingkat 100%. Waktu degradasinya dapat di atur sesuai dengan kebutuhan pemakai akhir.

Bahan baku utama plastik ini adalah pati kompleks serta beberapa komponen additive. Plastik ini dapat menggantikan plastik yang terbuat dari produk turunan petroleum, bahan yang tidak dapat di perbaharui (non renewable).

Hasil pengujian laboratorium, antara lain oleh The State Plastic Product Quality Supervision and Ispection Centre, The National Engineering Research Centre of Novel Equipment for Polymer Processing, dan The Degradable Plastic Comimitee of The China Plastic Processing Industry Association menunjukan bahwa complete biodegradable plastics mempunyai mutu sebagai plastik yang sangat baik, sehingga bisa menjadi subtitusi plastik yang ada saat ini.

Karena itu, Complete biodegradable plastics dapat menjadi solusi untuk pemanfaatan bahan baku pertanian dan kelestarian lingkungan.

Jika bisa di kembangkan secara massal, plastik ini dapat mengatasi polusi plastik di dunia. (Berbagai sumber)

Kamis, 18 September 2008

Air Jernih & Bening

Air sungai di manfaatkan sebagai sarana untuk mandi, mencuci, mengairi lingkungan pertanian, memelihara ikan.

Sungai di Pegunungan Halimun
(Foto Dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest & Environment)

Air sungai yang masih bersih, bagi kita yang melihat terasa segar, apalagi sampai menceburkan sekedar berendan melepaskan kotoran yang menempel di tubuh.

Aliran sungai di Pegunungan Halimun memecah kesunyian
(Foto Dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest & Environment)

Entah sampai kapan kita bisa menikmati segarnya air sungai jika eksploitasi di hutan dan sumber mata air oleh orang-orang yang tidak 'merasa' punya tanggungjawab sosial pada masyarakat.

Pancuran khas pegunungan, segar melepaskan penat dari manapun
(Foto Dokumentasi RMI The Indonesian Institute for Forest & Environment)

Mudah-mudahan mata air tetap mengeluarkan airnya, sungai tetap mengalirkan airnya sehingga manusia tetap bisa hidup di bumi ini. Lestari Alamku......

Kamis, 11 September 2008

Perkawinan Timun Suri & Gula Semut Aren

Timun suri diambil dagingnya
taburkan serbuk gula semut,
tambahkan sesuai selera


Mampu mengusir dahaga

Saat sebelum bulan Ramadhan tiba, perjalanan kami dari Bogor ke Sawangan dan sebaliknya di gelitik dengan limpahan buah timun suri.

Jika Anda melewati jalan raya Kemang-Parung, sisi kiri & kanan jalan Anda akan banyak menemui buah ini.


Tidak di sini saja, di pasar-pasar tradisional di Jakarta & Bogor pun telah tersedia buah yang rasanya anyes.


Ternyata daerah Sawangan & sekitarnya banyak sekali petani yang membelokkan komoditas pertaniannya, karena di bulan Penuh Ampunan, permintaan timun suri meningkat pesat.

Bulan Ramadhan memberi berkah tersendiri bagi teman-teman petani ini, seiring tingginya permintaan timun suri.


Akhirnya kami memesan pada seorang kawan yang kebetulan tinggal di bilangan Sawangan-Depok.

Atas saran kawan tadi, kami mencoba 'mengawinkan' timun suri dengan gula semut aren.

Hasilnya? Wahhhh....., segar, manis yang tertahan lama.


Harganya bervariasi antara Rp 3000,- sampai Rp 8000,- tergantung besar kecilnya buah.


Silakan coba timun suri di taburi gula semut aren.

Rabu, 10 September 2008

Pameran All Pack 2008

Pameran All Pack Indonesia 2008.
Food and Pharma Processing & Packaging Indonesia 2008
The 9th International Food & Pharmaceutical
Processing & Packaging Technology Exhibition
Di selenggarakan di Jakarta International Expo Kemayoran pada 20-23 Agustus 2008 lalu.
Organizer oleh Krista Exhibitions.




Gambar 1 (paling atas)
Mesin mesh otomatis tiga tingkat

Gambar 2 (tengah)
Mesin mesh otomatis dari dekat

Gambar 3 (paling bawah)
Mesin penghalus

Semua mesin full stainless stell

Mesin di atas sangat cocok di aplikasikan & untuk menjaga standar qualitas gula semut, dari sisi mesh & kebersihan.

Kami menyadari betapa pentingnya sebuah proses produksi yang memenuhi standar Nasional maupun Internasional.
Untuk itulah kami di Kedai Halimun, sangat tertarik jika ada pameran yang berhubungan dengan mesin, proses produksi, kemasan, dagang.

Berikut sebagian yang bisa kami tampilkan untuk memberikan gambaran bagi Anda yang tertarik dengan gula semut aren.

Selasa, 09 September 2008

Kayu Bakar

Jalan membelah hutan kayu

Gelondongan Kayu Bakar

Tumpukan kayu bakar

Tungku di Saung Pengolahan Gula Semut

Model tungku pengolahan

Lho, kenapa di blog ini di tulis kayu bakar?

Ya ini agar teman-teman yang bertautan dengan sumber energi alternatif bisa memberikan 'bantuan' pada teman-teman petani aren.
Betul, saat ini ketersediaan kayu cukup melimpah, tapi sampai kapan kayu ini akan cukup tersedia.

Kayu yang di gunakan juga beragam, tapi yang jelas untuk memasak aren dibutuhkan kayu yang jenisnya keras, agar pada saat memasak nira baranya tetap awer menyala.
Tentu jenis kayu ini lebih lama umur tanamnya sampai bisa di gunakan.

Dalam 2-3 hari teman-teman petani aren yang mengolah nira dari tiga pohon bisa menghabiskan satu pikul (setara seperdelapan meter kubik) kayu seharga 20 ribu rupiah.

Secara ekonomi kita bisa berhitung.

Dalam sebulan satu petani aren akan mengeluarkan uang untuk membeli kayu bakar sebesar 400-600 ribu.
Jika dalam satu kawasan ada 500 perajin gula semut aren, satu petani mengolah nira aren dari tiga pohon, maka dalam satu bulan kita dapati 200-300 juta rupiah untuk kayu bakar.
Dalam satu tahun uang untuk pembelian kayu bakar sebanyak 2,4 - 3,6 M Rupiah. Dashyat....
Harusnya dengan investasi 2 kali itu, teman-teman petani aren bisa memiliki tungku dengan yang lebih 'ramah' kantong & ramah lingkungan.

Dari sisi konservasi, kita coba hitung berapa meter kubik kayu yang 'hilang', berapa pohon yang di tebang, berapa hektar lahan hutan yang gundul?

Untuk mengetahui Sumber daya kayu yang di gunakan dalam setahun

Jumlah petani x Banyaknya kayu yang di pakai satu petani x hari /2

500petani x 1/8 m3 x 365 hari = 22.812/2 = 11.406 m3 kayu.
Jumlah ini kurang lebih sekitar 3.802 jumlah batang pohon jenjeng dengan umur 5 tahun.
Lahan yang gundul bila tidak di tanami kembali sebanyak 3.5 ha.

Akibatnya, perlahan tapi pasti.
Banyak manusia yang akan kesulitan mendapatkan air bersih, banyak anak-anak yang akan terhambat pertumbuhannya karena kekurangan gizi? banyak perempuan yang akan korban 'silent killer" dari pengaruh asap pembakaran kayu ini?

Ayo, bantulah teman-teman petani aren untuk mendapatkan sumber energi terbarukan, agar mereka tidak lagi menggunkan kayu bakar agar kelangsungan hidup penghuni planet ini terus berlanjut.

Senin, 08 September 2008

Gula Aren Cetak

Gula dari berbagai gaya
Gaya satu
Gaya dua

Gula Aren Cetak ini sangat eksotis.
Paassss sekali sebagai oleh-oleh jika Anda kunjungi Kota Bogor.
Di bungkus dengan daun pisang kering (kararas: sunda) di ikat dengan tali bambu.
Berat per ikatnya bervariasi antara 300-500gr.
Rasanya? Sangat manis dan khas aroma arenya.
Apapun masakan anda, jika memakai gula aren ini, pasti ueeenak tenan.

Hamparan Bukit tempat Aren tumbuh

Panorama bukit dan lembah tempat pohon aren


Lebih dekat dengan 'gerombolan' pohon aren

Pohon aren berdekatan dengan sawah

Pohon Aren banyak sekali tumbuh di daerah-daerah perbukitan, lembah tepi kampong, semak-semak belukar yang jarang sekali di jamah manusia.
Tumbuh secara alami berkat jasa binatang liar, musang.
Teman-teman petani aren sangat menghawatirkan kelangsungan hidup pohon-pohon aren, karena pohon aren tidak mudah di budidayakan secara sengaja.
Salah satu penyebabnya adalah bila populasi musang berkurang, secara langsung jelas akan berpengaruh pada berkurangnya bibit-bibit aren baru.

Pohon Aren (Kawung)


Salah satu Pohon Aren sedang berbuah

POHON AREN (Arrenga Pinnata Merr.) Pohon Aren Banyak tumbuh di daerah lereng pegunungan yang berbukit. Di Pulau Jawa dari ujung Barat sampai ujung Timur. Di NTT hampir di setiap daerah tumbuh pohon ini, Pulau Kalimantan, di Papua, di Sulawesi bahkan di klaim sebagai daerah yang paling banyak populasinya.

Tanaman aren yang ada sekarang, biasanya tumbuh berkat jasa binatang musang atau luwak (careuh : sunda). Binatang ini kemudian akan 'membuang' benih-benih aren di lereng-lereng, perbukitan dan semak-semak.

Lestarinya pohon aren juga bergantung dengan tetap lestarinya musang. Mata rantai ini jangan pernah terputus.

Pohon aren memiliki buah kolang-kaling. Getahnya sangat gatal. Di perlukan ketrapilan untuk mengolahnya. Kolang-kaling rasanya sangat enak bila di buat makanan. Bulan Puasa buah ini biasa di buat campuran kolak, manisan kolang-kalingnya nikmat bila dipadu dengan syrup atau fanta dengan aneka warna yang membuat dahaga kita kan terbayarkan. Atau bahkan sudah ada kemasan kaleng buah kolang-kaling untuk pasaran ekspor.

Sala
m Manis Gula Aren.


Jumat, 05 September 2008

Gula Semut Aren

Butiran Gula Semut Aren

Gula Semut Aren adalah sebagian kecil dari hasil turunan pohon aren. Gula semut Aren ini murni tanpa campuran, sehingga rasanya juga sangat khas aroma Aren.
Butiran yang lembut , warna yang coklat, aroma yang khas aren memberikan dampak yang baik bagi makanan & minuman yang di campurnya.

Bahkan untuk bahan pemanis obat-obatan (alami) herba.

Pohon Aren (Arenga Pinnata Merr.) merupakan salah satu pohon yang memiliki banyak manfaat, mulai dari daun, batang daun (lidi), batang, injuk, nira, akar, buah (kolang-kaling).

Pohon Aren banyak ditemui di kebun talun, tepi kampong, dan tepi persawahan di desa-desa di wilayah Sulawesi, Irian, NTT, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten.

Pohon Aren bermanfaat secara Konservasi dan Ekonomi. Secara Konservasi akar pohon aren menahan air tanah. Biasanya pohon aren ini tumbuh di lereng bukit. Dan secara ekonomi, pohon aren ini bisa menjadi 'ladang' bagi para masyarakat di sekitar Kampong, dengan memanfaatkan air nira sebagai bahan baku gula aren cetak atau gula semut aren.

Salam manis yang di kelilingi semut...., tapi gak gigit.



Gula Aren Cetak Panjang

Isi potongan Gula aren cetak

Gula Aren Cetak

Satu yang ini, juga mau unjuk diri.
Masih berbahan nira aren.
Namanya masih Gula Cetak aren.
Di bungkus dengan daun kelapa dan di ikat dengan tali bambu yang tipis dan kecil-kecil
Beratnya bervariasi antara 1300-1400gram.
Tetap 'terhormat' untuk oleh-oleh keluarga dan sahabat Anda.
Silahkan di buru, karena ...
Kapasitas produksi masih sangat terbatas.

Gunung Gula Semut Aren

Bukit butir-butir gula semut aren

Bukit kecil Gula Semut Aren


Tumpukan milyaran butir Gula Semut Aren



Perhatikan!
Betapa kayanya negeri ini.

Ini adalah tumpukan Gula Semut Aren yang kami produksi dan yang sedang kami persiapkan untuk di kirim ke buyer.

Tiap hari kami memproduksi Gula ini.
Hanya dalam bulan tertentu pasokan dari teman-teman petani tersendat.
Biasa terjadi pada jelang bulan Ramadhan. Saat itu teman-teman petani yang memproduksi gula semut aren mengalihkan ke gula aren cetak untuk memenuhi permintaan lokal karena musim hajatan.
Prospek usaha yang manis semanis gula aren & seharum aroma aren, semangat teman-teman petani yang gigih tak mengenal lelah pagi, sore, malam dalam menderes nira, memasak hingga matang, semangat kami yang muda untuk 'menyuarakan' harta terpendam di bumi Pertiwi dan Ridho Illahi Ya Robbi, kami bergerak maju.

Gula Semut 250gram


Di awali dengan perjalanan panjang dan melelahkan, akhirnya teman-teman di Unit Pengembangan Usaha meluncurkan kemasan ekonomis untuk konsumsi rumah tangga.
Rasanya lebih manis alami.

Cocok sekali untuk menambah rasa manis pada roti, sebagai pengganti mesis.
Caranya :
(1) Roti tawar di olesi mentega secara merata
(2) Taburkan Gula semut aren di atas loesan mentega
(3) Roti bisa langsung di konsumsi
(4) Atau, roti bisa di panggang di toaster.
Untuk pemanis teh/ kopi
Caranya :
(1) Masukkan 4-5 sendok (atau sesuai selera)
teh gula dalam cangkir kopi/ teh.
(2) Aduk hingga gula semut larut
(3) Minum saat masih hangat.


Mengolah Nira Aren


Memasak Nira Aren untuk menjadi Gula Aren Cetak atau Gula Semut Aren membutuhkan waktu yang cukup lama & kesabaran tersendiri.

Pada saatnya nanti kami punya harapan, kayu bakar untuk mengolah nira ini bisa di gantikan dengan energi alternatif, sehingga pohon-pohon bisa tetap lestari, mata air tetap bisa mengalir, asap pembakaran bisa di tekan yang muaranya akan memberi sumbangan nyata pada semakin membaiknya kualitas oksigen.

Bagaimana teman-teman di LIPI adakah model mesin untuk mengolah nira aren yang tepat & aplikatif untuk daerah terpencil.

Kopi Misdok "Amis jeung Medok"


Gula Semut atau Gula Aren cetak sudah sejak nenek moyang kita untuk bahan pemanis alami.

Untuk beberapa daerah di Kawasan Pegunungan Halimun, Gula Aren di jadikan pemanis kopi dan makanan.

Paduan Kopi & Gula Aren ini menghasilkan minuman khas Halimun, yaitu Kopi Misdok.