Selasa, 09 September 2008

Kayu Bakar

Jalan membelah hutan kayu

Gelondongan Kayu Bakar

Tumpukan kayu bakar

Tungku di Saung Pengolahan Gula Semut

Model tungku pengolahan

Lho, kenapa di blog ini di tulis kayu bakar?

Ya ini agar teman-teman yang bertautan dengan sumber energi alternatif bisa memberikan 'bantuan' pada teman-teman petani aren.
Betul, saat ini ketersediaan kayu cukup melimpah, tapi sampai kapan kayu ini akan cukup tersedia.

Kayu yang di gunakan juga beragam, tapi yang jelas untuk memasak aren dibutuhkan kayu yang jenisnya keras, agar pada saat memasak nira baranya tetap awer menyala.
Tentu jenis kayu ini lebih lama umur tanamnya sampai bisa di gunakan.

Dalam 2-3 hari teman-teman petani aren yang mengolah nira dari tiga pohon bisa menghabiskan satu pikul (setara seperdelapan meter kubik) kayu seharga 20 ribu rupiah.

Secara ekonomi kita bisa berhitung.

Dalam sebulan satu petani aren akan mengeluarkan uang untuk membeli kayu bakar sebesar 400-600 ribu.
Jika dalam satu kawasan ada 500 perajin gula semut aren, satu petani mengolah nira aren dari tiga pohon, maka dalam satu bulan kita dapati 200-300 juta rupiah untuk kayu bakar.
Dalam satu tahun uang untuk pembelian kayu bakar sebanyak 2,4 - 3,6 M Rupiah. Dashyat....
Harusnya dengan investasi 2 kali itu, teman-teman petani aren bisa memiliki tungku dengan yang lebih 'ramah' kantong & ramah lingkungan.

Dari sisi konservasi, kita coba hitung berapa meter kubik kayu yang 'hilang', berapa pohon yang di tebang, berapa hektar lahan hutan yang gundul?

Untuk mengetahui Sumber daya kayu yang di gunakan dalam setahun

Jumlah petani x Banyaknya kayu yang di pakai satu petani x hari /2

500petani x 1/8 m3 x 365 hari = 22.812/2 = 11.406 m3 kayu.
Jumlah ini kurang lebih sekitar 3.802 jumlah batang pohon jenjeng dengan umur 5 tahun.
Lahan yang gundul bila tidak di tanami kembali sebanyak 3.5 ha.

Akibatnya, perlahan tapi pasti.
Banyak manusia yang akan kesulitan mendapatkan air bersih, banyak anak-anak yang akan terhambat pertumbuhannya karena kekurangan gizi? banyak perempuan yang akan korban 'silent killer" dari pengaruh asap pembakaran kayu ini?

Ayo, bantulah teman-teman petani aren untuk mendapatkan sumber energi terbarukan, agar mereka tidak lagi menggunkan kayu bakar agar kelangsungan hidup penghuni planet ini terus berlanjut.

2 komentar:

kebun aren mengatakan...

Saya prihatin dengan pola industri rakyat gula aren kta yang masih menggunakan kayu bakar yang sangat boros. Sebenarnya ada model-model tungku yang hemat bahan bakar bisa diadopsi oleh petani/ perajin gula, namun belum tersampaikan dengan baik. Saya mencoba menjawab keprihatinan Saudara ini di http://kebunAren.blogspot.com, dengan menawarkan perbaikan model tungku yang hemat energi.
Salam kenal & trima kasih.

Kedai Halimun mengatakan...

Pak Dian Yth,
Itulah juga yang membuat kami gusar, karena jika di biarkan tanpa arah yang bersahabat dalam arti sesungguhnya dengan alam, cepat atau lambat....
Bumi akan murka..., dengan datangnya bencana.
Terima kasih atas info tentang model tungku yang hemat energi.
Kami teruskan juga pada teman-teman di sini, harapanya kita bisa terus berkomunikasi.

Salam dari Bogor
Suparno Jumar